marketing



Pricing atau penetapan harga menjadi salah satu bagian penting dalam strategi marketing sebuah produk. Selain menyesuaikan harga dengan kriteria dari produk, pricing juga mempengaruhi penjualan dari sebuah produk. Dengan melihat situasi dan kondisi yang terjadi di pasar, pesaing atau kompetitor, serta mempertimbangkan kultur dari calon pelanggan, merupakan beberapa langkah yang dilakukan dalam pricing produk.
 Berikut merupakan contoh – contoh pengaplikasian pricing dalam produk :
a.    Skimming pricing
                  yaitu dengan menetapkan harga tinggi bagi suatu produk baru atau inovatif selama tahap perkenalan, kemudian menurunkan harga tersebut pada saat persaingan mulai ketat. 


contoh :
Metode pricing diatas digunakan oleh Provider telekomunikasi saat sebelum adanya kemunculan serta persaingan harga oleh provider-provider baru. Pada awal awal kemunculan Handphone hingga sebelum tahun 2005, saat media komunikasi dikuasia oleh 3 provider besar seperti Telkomsel, Indosat, serta Xl. Harga atau tarif sms serta telephon saat itu masih cukup tinggi. Sebagai contoh untuk tarif sms, saat itu paling murah tidak sampai melebihi harga Rp 100,- namun semenjak kemunculan provider – provider baru dengan penawna ran harga yang jauh lebih murah dengan sistem paket hingga dibawah Rp 50,- semua provider pun berlomba-lomba mengimbanginya dengan melakukan penurunan tarif.

b.    Penetration pricing 
                   yaitu dengan berusaha memperkenalkan suatu produk baru dengan harga rendah dengan harapan akan dapat memperoleh volume penjualan yang besar dalam waktu relatif singkat.

                  contoh :
Metode pricing tersebut diterapkan oleh provider Axis ketika awal kemunculan mereka di tahun 2008. AXIS meluncurkan layanan GSM dan 3G secara komersial pada April 2008. Dalam tiga bulan beroperasi, perusahaan berhasil mencatat satu juta pelanggan. Di tahun 2010, AXIS telah menghasilkan dua kali lipat revenue perusahaan dibandingkan tahun sebelumnya, dan kini telah mencapai 15 juta pelanggan.
Saat awal kemunculannya AXIS berani menggerbrak dengan menetapkan harga yang jauh lebih murah dibanding pesaingnya seperti telkomsel, indosat, dan xl. Dengan promo harganya yang dapat sms, telpon serta akses data internet hanyadengan Rp 1,- saja. Disusul dengan promo-promo paket murah lainnya yang hingga cukup membuat perubahan penurunan haraga yang diikuti oleh provider-provider lainnya.

Atas keberhasilann dalam marketing promosi produk tersebut, AXIS pun mendapatkan banyak penghargaan seperti penghargaan Best Operator in Emerging Markets Growth Story of the Year Award, pada the TMT Finance and Investments Middle East 2011 dan memenangkan dua penghargaan bergengsi pada Selular Awards 2001 untuk kategori “The Best Marketing Program” dan “The Best Mobile Data Service for GSM”. 


c.    Prestige pricing
                   Metode ini digunakan oleh pelanggan sebagai ukuran kualitas atau prestise suatu barang/jasa. Dengan demikian bila harga diturunkan sampai tingkat tertentu, maka permintaan terhadap barang atau jasa tersebut akan turun.

d.    Price lining pricing
                    Pricing tersebut digunakan apabila perusahaan menjual produk lebih dan satu jenis. Harga untuk lini produk tersebut bisa bervariasi dan ditetapkan pada tingkat harga tertentu yang berbeda.


                  Contoh :
Kompas gramedia Kompas Gramedia, adalah perusahaan  yang bergerak di bidang media massa yang didirikan pada tahun 1965 dan Pada tahun 1980-an perusahaan ini mulai berkembang pesat, terutama dalam bidang komunikasi. Saat ini, KG memiliki beberapa anak perusahaan/bisnis unit yang bervariatif dari media massa, toko buku, percetakan, radio, hotel, lembaga pendidikan, event organizer, stasiun TV hingga universitas.
Kompas gramedia sendiri menerapkan metode price lining utamanya pada produknya yang berupa media komunikasi seperti majalah, koran. Kompas gramedia menembak seluruh saasaran masyarakat dengan menciptakan/memproduksi seluruh bacaan untuk masyarakat sesuai dengan gender, hobi, usia, serta kebutuhan. Produk – produk seperti intisari, harian kompas, harian surya, majalah anak Bobo, majalah remaja Kawanku dan Hai, Tabloid wanita NOVA, majalah IT CHIP DAN pc Plus, majalah Saji, Sedap, Bola, Soccer, Otomotif, IdeA, dl. Masih banyak lagi.
Selain berkembang dalam hal media komunikasi kompas gramedia juga berekembang dengan merambah pasar bidang jaringan percetakan, Toko Buku Gramedia dan Tromedia, Jaringan penerbitan Buku, Penyiaran, dll. (sumber:www.wikipedia.com)

e.    Odd-even pricing 
                    berupa Harga yang ‘ganjil’, misalnya Rp 1.595,00 dan Rp 9.975,00


contoh :
Pricing diatas bisanya digunakan pada promosi penjualan handphone murah dengan fitur-fitur tambahan tertentu.





Pad poster di atas, esia menawarkan sbuah handphone murah di bawah 500 ribu dengan pemasangan harga ganjil, untuk sekilas mengelabui pelanggan yang lebih melihat besaran angka genap yang lebih kecil.

f.     Demand- backward pricing
                   Perusahaan kadangkala memperkirakan suatu tingkat harga yang bersedia dibayar konsumen untuk produk-produk yang relatif mahal


      contoh :
Salah satu contoh produk yang menerapkan pricing diatas adalah produk majalah atau koran. Untuk tetap mendapatkan pelanggan ditengah kondisi ekonomi yang sering berubah –ubah. Produsen menggunakan cara mereduksi harga produksi dengan merubah ukuran, jumlah konten, maupun material bahan yang digunakan pada majalah seefektif dan efisien mungkin namun dengan harga yang sekiranya hampir sama dan tidak mengalami perubahan terlalu signifikan.


g.    Bundle pricing 
                        Merupakan strategi pemasaran dua atau lebih produk dalam satu harga paket.


      Contoh :
Metode pricing bundle pricing sering digunakan oleh perusahaan teloomunikasi yang bekerjasama dengn produk modem hingga terciptanya modem bundling, bisa diliat seprti Telkom Flash, 3, AXIS, dan XL kini berlomba –lomba dengan produk bundling mereka yang murah. Modem bundling sendiri pada awal kemunculan merupakan sebuah paket komplit dari sebuah modem yang sekaligus mendapatkan kartu , dengan penawaran harga murah ketika mengakses dengan kartu tersebut. Namun dengan batasan modem tersebut hanya bisa diisi atau digunakan dengan menggunakan jenis kartu provider tersebut saja hal ini untuk mencegakh terjadinya kecurangan yang dilakukan oleh pengguna untuk mengganti kartu yang lebih murah harag paket internetnya.

  




      Selain dalam bentuk pricing, pada marketing produk kita juga harus memikirkan keunggulan, atau kelebihan yang bisa dibandingkan dengan kompetitor, serta sebagai identitas diri dan strategi mengetahui kondisi dari pasar atau pelanggan. Bila kita melihat contoh marketing yang diterapkan Toko Buku Gramedia. Mengapa di toko buku Gramedia tidak hanya menjual buku saja? Namun di sana juga terdapat alat2 elektronik, alat2 musik hingga alat2 olahraga?

Gramedia merupakan Toko Buku di bawah naungan perusahaan Kompas Gramedia. Pada awalnya gramedia merupakan sebagai Toko buku yang menyediakan Buku
Gramedia sendiri mengembangkan usahanya dengan menambah produk penjualan yang lebih bervariasi seperti alat-alat tulis kantor, alat – alat elektronik, perlengkapan sekolah, hingga perlengkapan eduksai dan alat musik merupakan bentuk penerapan price lining seperti yang juga digunakan oleh perusahaan Kompas Gramedia.
Dalam hal ini sebagai toko buku keluarga, gramedia mencoba memberikan dan meyediakan kebutuhan-kebutuhan yang sering dicari oleh para keluarga tersebut, dimana dalam sebuah keluarga terdapat bapak, ibu, dan anak yang memiliki kebutuhan berbeda-beda dalam aktivitas keseharian mereka. Untuk itulah mereka menyediakan berbagai macam kebutuhan penunjang aktivitas kerja keseharian masyarakat seperti saat bekerjan dan sekolah. (sumber : wikipedia.com)



     Untuk mencapai target penjualan serta mendapatkan pelanggan cara lain selain dengan menyusun marketing dan strategi menyaingi kompetitor, mencari ceruk baru yang mempunyai peluang bagus di pasaran, juga bisa menjadi pilihan.
Pada kasus ini dari kelompok kami meimiliki alternatif 3 ceruk baru yang mungkin bisa dijadikan peluang produk. Yang pertama adalah tempat sampah mini protable, artinya dapat dibawa kemanapun kita pergi. Tempat sampah tersebut ditujuakan sebagai bentuk usaha menjaga kebersihan alam sekitar dengan tidak membuang samapah sembarangan ketika kita tidak menemukan tempat sampah saat kita bbepergian. Tempat sampah ini sendiri mampu menmpung sampah-sampah kecil yang mungkin biasa kita buang seperti, wadah pemen maupun wadah snack.
Contoh kedua adalah shop finder, sering kali ketika kita membutuhkan sebuah barang, namun kita susah menemukan tempat penjualannya. Di sinilah shop finder menyajikan katalog toko atau tempat –tempat yang mejual barang-barang yang kita cari. Katalog tersebut disertai dengan alamat serta harga produk . kemudian contoh yang terakhir adalah hijab storage. Semakin maraknya wanita Indoesia berhijab, membuat peluang pasar tersebut sangat besar. Apa lagi saat ini masih belum banyak yang dijual tempat penyimpanan hijab yang praktis serta mudah dibawa saat bepergian.



      Bila ditinjau dari topik-topik diatas, dapat disimpulkan bahwa  Marketing sangatlah penting untuk keberlangsungan serta penjualan sebuah produk. BIla salah dalam mengambil keputusan, akan berakibat fatal. Bahkan memungkinkan sebuah produk dikatakan gagal diterima oleh pasar. Sebagai contoh, berikut merupakan produk yang gagal di pasaran, meskipun produk tersebut melakukan promosi besar - besaran.

Contoh pertama adalah produk speda Motor merk NOUVO, saat pertamakali muncul nouvo melakukan promosi dengan memakai michael owen sebagai bintang iklan ketika saat itu sedang booming piala dunia pada tahun 2002. Saat itu nouvo muncul sebagai motor dengan desain yang menyerupai matic serta memiliki bagasi dalam jok yang besar hingga dapat menyimpan helm di dalamnya. Namun Penjualan tidak terlalu menggembirakan,pangsa pasar utamanya adalah pengguna laki-laki dewasa usia muda (terlihat dari model iklannya), yang menginginkan motor bertenaga tanpa repot. Meskipun dengan promosi yang cukup mahal dengan menyewa pemain bola kelas dunia. Karena desainya yang kurang begitu diterima, dengan body yang terlalu besar serta tidak memeliki striping yang menarik dan dengan pemilihan warna yang tidk cerah serta desainnya yang dianggap tidak mewakili pasar yaitu laki-laki dewasa dan pasar lebih cenderung melihatnya sebagai sepeda untuk wanita.





Contoh kedua adalah provider ceria dan happy yang saat itu sedang boomingnya kemunculan provider-provider cdma baru dengan penawaran tarif telephon murah. Serta pemasngan iklan yang juga tidak jarang dan cukup unik. Namun tetap tidak mampu mengambil  hati pelanggan. Hal ini dikarenakan buruknya pelayanan yang diterima oleh pelanggan seperti jaringan yang tidak kuat, seringnya terjadi pemutusan ketika digunakan, dll.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar